Rabu, 30 September 2009

Artikel Pendidikan


Kredibilitas Ruh Guru. Sudahkah ?
Oleh: Sugeng Cahyadi, S.Pd.I

“Siapakah Anda? Bukankah Anda adalah orang yang mendapat shalawat dari Allah SWT. dan Malaikat-Nya? Bukankah Anda yang menyebabkan para Malaikat merendahkan sayap- sayapnya untuk mengagungkan Anda? Bukankah Anda orang yang menyebabkan ikan- ikan di lautan membacakan istighfar untuk Anda? Jika begitu, Anda adalah orang yang bermahkota tinggi dan terhormat.” Itulah sekelumit pujian untuk para guru yang disampaikan oleh Mahmud Samir Al-Munir dalam bukunya Al-Mu’allimur Rabbani yang membuat para guru terharu sekaligus bersedih, karena kita tahu bahwa batas antara bangga dengan ujub (sombong) sangat tipis. Sehingga guru sering tertipu.

Guru Yang Terkelabui
Guru tidak boleh terlena dengan mahkota suci dan tugas mulianya, beserta ilmu yang dimilikinya, hingga membuat seorang guru menjadi ghurur (terkelabui karena ilusi diri sendiri maupun dari bisikan setan) oleh kedudukan dan ilmunya. Sehingga mengira bahwa guru memiliki kedudukan istimewa disisi Allah SWT. tapi ingatkah kita bahwa ilmu itu ada dua macam? Yaitu ilmu Mu’amalah (berkaitan dengan hubungan antar manusia) yang semata- mata untuk diamalkan dan dipraktekkan, serta ilmu Mukasyafah (berkaitan dengan Allah SWT. serta sifat- sifat-Nya) atau biasa disebut ‘ilm al-ma’rifah, sebagai manifestasi ketaqwaan yang juga harus diamalkan dan dipraktekkan.
Guru adalah pengemban risalah para Nabi dan Rosul, sehingga ditangannya terletak masa depan umat. Oleh karena itu, seorang guru harus menyadari profesi dan tanggung jawabnya yang besar. Seorang guru harus memperbaiki dirinya terlebih dahulu sebelum meminta anak didik memperbaiki dirinya, karena yang baik menurut anak didik adalah apa yang guru perbuat dan yang buruk menurut mereka adalah apa yang guru tinggalkan (guru kencing berdiri, murid kencing berlari). Titik introspeksi guru adalah Q.S. Al-Baqarah: 44; ”Mengapa kamu suruh orang lain mengerjakan kebaktian, sedangkan kamu melupakan diri(kewajiban)mu sendiri, padahal kamu membaca al-kitab? Maka tidakkah kamu berpikir?”
Seorang penyair Mesir (Ahmad Syauqi) pernah berkata: ”Jika guru berbuat salah sedikit saja, akan lahirlah siswa- siswa yang lebih buruk darinya”. Hingga ia berkata: ”Kalau akhlak suatu kaum bejat, adakanlah tahlil (kematian) dan tangisan untuk para guru”.
Untuk menyelamatkan diri dari ghurur (terkelabui), hujjatul Islam Al-Ghozali dalam kitab Dzanm’l Ghurur, maka seorang guru harus mempunyai tiga hal yang merupakan satu kesatuan, yaitu; akal, ilmu dan ma’rifat. Melalui akal, maka manusia dapat mengerti hakekat segala sesuatu. Dengan ilmu, maka manusia dapat mengetahui maksud- maksud yang dikandungnya. Dengan ma’rifat manusia dapat mengenali dirinya sendiri, mengenali Tuhannya, mengenali dunia dan mengenali akhirat.

Guru Yang Lupa Akan Motto-nya
Rasulullah SAW. bersabda: ”Kalau Allah SWT. memberi hidayah kepada seseorang melalui kamu, itu lebih baik bagimu dari pada harta yang banyak”. Inilah motto guru untuk berdakwah menyirami hati anak didik dengan ilmu yang bermanfaat dengan tujuan untuk menyebarkan ilmu dan menghidupkan akhlak mulia, agar terjadi kebaikan yang berkesinambungan bagi umat.
Satu hal yang sering dilupakan guru, yaitu tidak mendo’akan anak didiknya setiap waktu agar hatinya dibukakan untuk menerima hidayah melalui usaha pembelajaran yang dilakukan guru, karena hanya Allah SWT-lah sebaik- baik penolong dan pemberi hidayah. Anak- anak didik hari ini, dimasa depan adalah orang- orang yang akan memegang peran di masyarakat dan pengatur segala urusan umat. Apabila hari ini guru mengarahkan mereka dengan benar, mereka akan keluar menjadi generasi yang berilmu dan bertaqwa. Mereka bekerja demi mengharap ridho Allah SWT, sehingga terciptanya masyarakat yang berperadaban (masyarakat Madani) bukan merupakan suatu impian, karena hati mereka terbuka akan hidayah dan jiwanya diliputi dengan jihad fisabilillah. “Barang siapa menyeru kepada hidayah, dia berhak mendapat pahala seperti pahala orang-orang yang mengikutinya…Dan barang siapa menyeru kepada kesesatan, dia mendapat dosa seperti dosa orang-orang yang mengikutinya…(H.R. Turmudzi).

Guru Yang Ilmunya Sebentar Lagi Mati
Guru adalah teladan bagi anak didiknya dalam segala perkataan, perilaku, akhlak serta intelektualnya. Ingatkah bahwa ilmu pengetahuan bersifat relatif?, jadi ilmu pengetahuan akan terus berkembang seiring dengan berkembangnya peradaban suatu generasi dan sejalan dengan entropi (kekuatan/gaya yang berkembang terus-menerus) dari alam semesta. Intelektual guru jangan sampai setingkat dengan anak didiknya, maka dari itu, guru jangan hanya mengetahui tentang apa yang ada didalam buku diktat pelajaran saja. Guru yang jarang membaca adalah guru yang akalnya akan mati, diiringi oleh kematian ilmunya yang telah kadaluwarsa yang tidak bisa memberikan solusi akan permasalahan masa kini.
Apa yang harus dibaca dan dipelajari guru?. Komik atau Novel percintaan?. Yang harus dibaca dan dipelajari guru adalah seperti yang dimaksud dalam sabda Rosulullah SAW: ”Sebaik- baik kalian adalah orang yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya”. Al-Qur’an adalah sumber dan induk segala bidang ilmu pengetahuan bagi seluruh umat manusia dan alam semesta sampai hancurnya alam semesta tersebut. Yang sering dilupakan dan tidak dilakukan adalah bahwa didalam Al-Qur’an kita diwajibkan untuk mempelajari (observasi) ayat Allah SWT. yang berupa alam semesta beserta isinya (ayat Kauniah).
Sebagai pewaris nabi dan rosul, guru seharusnya merupakan gudang ilmu pengetahuan yang bisa mencerahkan umat manusia dari segala sifat dan bentuk kejahiliyahan. Guru itu layaknya sungai yamg harus memberi minum kepada orang- orang yang kehausan, mengubah tandusnya akal menjadi kesuburan ilmu pengetahuan. Bukankah Allah SWT. sudah menyediakan organ- organ bagi kita untuk mencerap ilmu pengetahuan?, sebagaimana yang tertuang dalam Q.S. As-Sajdah:9 ; ”…Dan Allah SWT. menjadikan untuk kamu Pendengaran, penglihatan, dan hati, (tetapi- mengapa) kamu sedikit sekali bersyukur?”



Sugeng Cahyadi, S.Pd.I
Guru IPA. MTs. Negeri Purworejo
Jl. Keseneng- Purworejo. 54119

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Teacher Quote 20